PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Pembangunan, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan tidak hanya bertujuan untuk memajukan kehidupan lahiriah saja, atau untuk mengisi kepuasan batiniah, melainkan juga untuk menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya. Dalam rangka pembangunan jangka panjang IT, 25 tahun (1993–2018), Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia ( PPAI ) perlu diberikan perhatian khusus, karena sasaran utama Pembangunan Jangka panjang Kedua mengandung araban dan kebijaksanaan untuk memulai melaksanakan upaya pembangunan manusia Indonesia, ialah suatu usaha yang perlu dimulai sedini mungkin, yaitu dari masa anak-anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004)
Anak BALITA ( bawah lima tahun ), merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila perkembangan dan pertumbuhan pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi haknya [hak anak]. Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004)
Bayi baru lahir normal ( BBLN ) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan ( aterm ) yaitu 36-40 minggu. (Mitayani, 2010)
Menurut Saifuddin, (2002) dalam ( Rahma blog : 2009 ) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
B.PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR
1.Ciri-ciri BBL Normal
•Berat badan 2500-4000 gram
•Panjang badan 48-52 cm
•Lingkar lengan 11-12
•Tubuh bayi sintal
•Bunyi jantung 120-140
•Lingkar dada 30-38
•Lingkar kepala 33-35
•Reflek menghisap dan menelan sudah ada.
•Genitalia
Bayi perempuan : Labiya mayora telah menutupi labiya minora.
Bayi laki-laki : Testis turun ke skrotum dan terdapat lobang pada puerpetium.
2.Bentuk palayanan kesehatan pada bayi.
a.Inisiasi menyusui dini ( IMD )
IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi diantara kedua payudara ibunya segera setelah lahir.
Memberikan kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakan bayi di dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit ibu ( skin to skin contact ) setidaknya selama 1-2 jam sampai bayi menyusu sendiri. ( Mitayani, 2010 : 23 )
Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan penyakit yang menyerang bayi, karena kandungan antibodi yang ada pada colostrum dan ASI.
b.Melakukan pemeriksaan fisik pada BBL
•Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan antropometri yaitu, Berat badan, panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, dan lingkar kepala.
•Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah.
•Pemeriksaan head to too
Meliputi pemeriksaan kepala, telinga, mata, hidung atau mulut, leher, dada, bahu, lengan dan tangan, perut, genetalia, ekstremitas bawah dan atas, punggung, kulit, dan refleks.
c.Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu.
Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.
d.Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi
Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan suhu lingkungan.
C.PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA
1.Masalah Yang Mempengaruhi Proses Tumbuh Kembang BALITA
Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu :
1.Faktor dalam, yaitu dari dalam diri anak itu sendiri baik bawaan maupun diperoleh.
2.Faktor luar, termasuk disini faktor keluarga, gizi dan faktor lainnya.
Disamping itu secara menyeluruh ada beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu:
a.Pemberian kebutuhan nutrisi yang baik
b.Penyakit muntah-menceret
c.Infeksi saluran nafas akut
d.Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Kelima faktor diatas merupakan masalah yang utama/tersering dalam menimbulkan gangguan pada proses tumbuh kembang anak.
Untuk memantau tumbuh kembang anak dapat di lakukan dengan Kartu Menuju Sehat ( KMS ). KMS dapat dimiliki oleh ibu untuk memantau tumbuh kembang anak agar tidak terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manfaat KMS adalah :
a.Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
b.Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
c.Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2.Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
3.Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan Imunisasi.
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat. Sebagai salah satu contoh adalah keberhasilan dunia termasuk Indonesia dalam menghilangkan penyakit Cacar dari permukaan bumi. Indonesia oleh WHO pada April 1974 secara resmi telah dinyatakan bebas dari penyakit cacar. (Chairuddin P. Lubis, 2004)
Vaksin yang digunakan adalah :
a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis.
b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio.
c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus.
d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak.
Sistem Departemen Kesehatan NSW dan petugas kesehatan memainkan peranan yang utama dalam membantu anak-anak dan keluarga untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Departemen Kesehatan NSW menyediakan berbagai pelayanan bagi anak-anak dan keluarganya. Pelayanan kesehatan yang spesifik disediakan bagi anak-anak dan keluarganya termasuk:
•Pelayanan kesehatan anak kecil
•Pusat perawatan keluarga
•Pusat perawatan keluarga di rumah
•Telepon bantuan orang tua
•Tim anak dan keluarga dalam pelayanan kesehatan masyarakat
•Pelayanan perlindungan anak
•Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja
•Instalasi anak-anak di rumah sakit umum
•Rumah sakit spesialis anak-anak.
Dokter umum merupakan pemberi perawatan yang utama dalam sistem perawatan kesehatan dasar. Mereka merupakan mitra utama dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi anak-anak dan keluarganya. Sistem kesehatan harus memelihara hubungan kukuh dengan departemen pemerintah lain yang relevan, pemerintah setempat, ahli kesehatan dan keluarga bagi mengadakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak-anak.
Pusat Kesehatan Anak mempunyai staf ahli kesehatan (termasuk perawat terdaftar) yang mempunyai spesialisasi dalam kesehatan anak dan keluarga. Perawat kesehatan anak dan keluarga dapat memberikan bantuan untuk merawat bayi dan anak kecil, termasuk informasi tentang :
•Menyusui
•Menghadapi waktu tidur dan anak yang menangis
•Pertumbuhan dan perkembangan bayi
•Imunisasi
•Keselamatan bermain dengan bayi atau anak
4.Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian vitamin A dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun.
Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita .
5.Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani.2010.mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaannya.padang:baduose media
Ladewig W,dkk.2006.asuhan keperawatan ibu bayi baru lahir.jakarta:EKG
Lubis,chairuddin.2004.usaha pelayanan kesehatan anak dalam membina keluarga sejahtera.medan:universitas sumatra utara
Hppt//Early Childhood Health Services.com
a Midwife
Minggu, 17 Juli 2011
Selasa, 31 Mei 2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Cara menyusui yang benar
Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan Kebutuhan dan cara menyusui yang baik
Sasaran : Ibu-ibu menyusui di jln.Dr.sutomo 1 ,Padang
Hari/Tanggal : Minggu, 04 januari 2011
Tempat : Posyandu Mekar Sari RT. 01, RW 2, Dr.Sutomo 1
Pukul : 09.00-09.45 WIB
Penyuluh : Mahasiswa Tingkat II Prodi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti Penyuluhan, diharapkan ibu-ibu menyusui dapat memahami tentang kebutuhan dan cara menyusui yang benar,sehingga ibu-ibu dapat memberikan ASI ekslusif kepada bayi nya.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu-ibu :
1. Ibu mampu memahami pentingnya kebutuhan menyusui pada bayi
2. Ibu mengetahui dan memahami cara menyusui yang benar
3. Ibu mampu melaksanakan cara menyusui yang benar
III. Materi (terlampir)
1. Kebutuhan menyusui pada bayi
2. Cara menyusui yang benar
IV. Media Penyuluhan
1. LCD
2. Leaf Leat
V. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. Setting Tempat
A : AUDIENS
B : PENYAJI
C : MEDIA
D : MODERATOR
E : FASILITATOR
F : OBSERVER
VII. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Penyuluh :
3. Observer :
4. Fasilitator :
PEMBAGIAN TUGAS
1. Peran Moderator
• Membuka dan Menutup aAcara
• Memperkenalkan Diri
• Menatapkan Tata Tertib acara penyuluhan
• Menjaga kelancaran acara
• Memimpin Diskusi
2. Peran Penyuluh
• Menyajikan materi penyuluhan
• Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3. Obsever
• Mengamati jalannya kegiatan
• Mengevaluasi kegiatan
• Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
4. Peran fasilitator
• Bersama moderator menjalin kerjasama dalam menyajikan materi penyuluhan
• Motivasi peserta kegiatan dalam bertanya
• Menjadi contoh dalam kegiatan
VIII. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens/Peserta Waktu
1) Pendahuluan
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan Diri
c. Apresiasi
d. Menjelaskan tujuan instruksional umum
2) Kegiatan Inti
a. Menjelaskan tentang cara menyusui yang benar pada audiens
b. Memberi keempatan kepada audiens untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
d. Menguatkan pendapat audiens
3) Penutup
a. Bersama audiens menyimpulkan
b. Mengadakan evaluasi secara lisan
c. Menutup penyuluhan dan member I salam
• Menjwb salam
• Mendengar
• Mengemukakan pendapat
• Mendengar dan memperhatikan
• Memperhatikan mendengar dan memahami
• Mengajukan pertanyaan
• Mendengarkan
• Mendengarkan
• Menerangkan kesimpulan yang didapat selama penyuluhan
• Menjawab pertanyaan
• Menjawab salam
5 menit
30 menit
10 menit
IX. Evaluasi secara lisan
1. Apakah ibu ibu dapat menyebutkan
2. Bisakah ibu kembali mengulangi
3. Dapatkah ibu menyebutkan
X. Daftar Pustaka
Mitayani.2010.mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaannya. padang: baduose
MATERI PENYULUHAN
KEBUTUHAN DAN CARA YANG BENAR DALAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU ( ASI )
Pemberian ASI dimulai dalam 1 jam setelah bayi baru lahir atau sesegera mungkin. Kolostrum merupakan air susu jolong/pertama yang keluar setelah persalinan. Produksi kolostrum berupa cairan jernih seperti air, kemudian menjadi lebih kuning konistennya menyerupai krim yang encer.
Kolostrum menstimulasi gerakan usus bayi sehingga lebih cepat bersih dari mekonium. Hal ini akan membantu menghilangkan bilirubin dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan ikterus dan dengan demikian menurunkannya. Jika ASI belum keluar, bayi jangan di beri apa-apa, biarkan bayi menghisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI.
1. Komposisi kolostrum
Komposisi zat-zat makanan yang terdapat didalam kolostrum ibu adalah :
• Protein : 8,5%
• Lemak : 2,5%
• Karbohidrat : 3,5%
• Garam mineral : 0,4%
• Air : 85%
• Sisa epitel yang mati
• Vitamin A,B,C,D,E dan vitamin K dalam jumlah yang paling sedikit.
Jumlah air susu meningkatkan cepat dalam beberapa hari pertama setelah persalinan 50ml/hari, 650ml dalam 1 bulan dan 700ml pada 3 bulan.
2. Teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlengkatan posisi ibu dan bayi dengan benar ( perinasia, 1994 ) dalam mitayani,2010.
Cara menyusui yang benar :
a. Sebelum menyusui, ASI di keluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan daerah sekitar aerola
b. Bayi diletakan menghadap perut ibu dan payudara.
• Ibu dudukan atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah ( kaki ibu tidak menggatung ) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi
• Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan , kepala bayi terletak pada lekung siku ibu ( kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan )
• Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu di depan.
• Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ( tidak hanya membelokkan kepala bayi )
• Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
• Ibu menatap bayi dengan kasih saying.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menompang dibawah, jangan menekan putting susu atau aerolanya.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting reflex ) dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta aerola dimasukkan kemulut bayi :
• Usahakan sebagian aerola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga putting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.
• Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau di sangga lagi.
3. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya bayi tidak terjadwal, sehingga menyusui bayi setiap bayi membutuhkan. Ibu harus menyusui bayi bila bayi menangis bukan karena sebab lain ( kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin di dekap ) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayi nya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2jam.
Pokok Bahasan : Cara menyusui yang benar
Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan Kebutuhan dan cara menyusui yang baik
Sasaran : Ibu-ibu menyusui di jln.Dr.sutomo 1 ,Padang
Hari/Tanggal : Minggu, 04 januari 2011
Tempat : Posyandu Mekar Sari RT. 01, RW 2, Dr.Sutomo 1
Pukul : 09.00-09.45 WIB
Penyuluh : Mahasiswa Tingkat II Prodi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti Penyuluhan, diharapkan ibu-ibu menyusui dapat memahami tentang kebutuhan dan cara menyusui yang benar,sehingga ibu-ibu dapat memberikan ASI ekslusif kepada bayi nya.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu-ibu :
1. Ibu mampu memahami pentingnya kebutuhan menyusui pada bayi
2. Ibu mengetahui dan memahami cara menyusui yang benar
3. Ibu mampu melaksanakan cara menyusui yang benar
III. Materi (terlampir)
1. Kebutuhan menyusui pada bayi
2. Cara menyusui yang benar
IV. Media Penyuluhan
1. LCD
2. Leaf Leat
V. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. Setting Tempat
A : AUDIENS
B : PENYAJI
C : MEDIA
D : MODERATOR
E : FASILITATOR
F : OBSERVER
VII. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Penyuluh :
3. Observer :
4. Fasilitator :
PEMBAGIAN TUGAS
1. Peran Moderator
• Membuka dan Menutup aAcara
• Memperkenalkan Diri
• Menatapkan Tata Tertib acara penyuluhan
• Menjaga kelancaran acara
• Memimpin Diskusi
2. Peran Penyuluh
• Menyajikan materi penyuluhan
• Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3. Obsever
• Mengamati jalannya kegiatan
• Mengevaluasi kegiatan
• Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
4. Peran fasilitator
• Bersama moderator menjalin kerjasama dalam menyajikan materi penyuluhan
• Motivasi peserta kegiatan dalam bertanya
• Menjadi contoh dalam kegiatan
VIII. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens/Peserta Waktu
1) Pendahuluan
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan Diri
c. Apresiasi
d. Menjelaskan tujuan instruksional umum
2) Kegiatan Inti
a. Menjelaskan tentang cara menyusui yang benar pada audiens
b. Memberi keempatan kepada audiens untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
d. Menguatkan pendapat audiens
3) Penutup
a. Bersama audiens menyimpulkan
b. Mengadakan evaluasi secara lisan
c. Menutup penyuluhan dan member I salam
• Menjwb salam
• Mendengar
• Mengemukakan pendapat
• Mendengar dan memperhatikan
• Memperhatikan mendengar dan memahami
• Mengajukan pertanyaan
• Mendengarkan
• Mendengarkan
• Menerangkan kesimpulan yang didapat selama penyuluhan
• Menjawab pertanyaan
• Menjawab salam
5 menit
30 menit
10 menit
IX. Evaluasi secara lisan
1. Apakah ibu ibu dapat menyebutkan
2. Bisakah ibu kembali mengulangi
3. Dapatkah ibu menyebutkan
X. Daftar Pustaka
Mitayani.2010.mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaannya. padang: baduose
MATERI PENYULUHAN
KEBUTUHAN DAN CARA YANG BENAR DALAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU ( ASI )
Pemberian ASI dimulai dalam 1 jam setelah bayi baru lahir atau sesegera mungkin. Kolostrum merupakan air susu jolong/pertama yang keluar setelah persalinan. Produksi kolostrum berupa cairan jernih seperti air, kemudian menjadi lebih kuning konistennya menyerupai krim yang encer.
Kolostrum menstimulasi gerakan usus bayi sehingga lebih cepat bersih dari mekonium. Hal ini akan membantu menghilangkan bilirubin dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan ikterus dan dengan demikian menurunkannya. Jika ASI belum keluar, bayi jangan di beri apa-apa, biarkan bayi menghisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI.
1. Komposisi kolostrum
Komposisi zat-zat makanan yang terdapat didalam kolostrum ibu adalah :
• Protein : 8,5%
• Lemak : 2,5%
• Karbohidrat : 3,5%
• Garam mineral : 0,4%
• Air : 85%
• Sisa epitel yang mati
• Vitamin A,B,C,D,E dan vitamin K dalam jumlah yang paling sedikit.
Jumlah air susu meningkatkan cepat dalam beberapa hari pertama setelah persalinan 50ml/hari, 650ml dalam 1 bulan dan 700ml pada 3 bulan.
2. Teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlengkatan posisi ibu dan bayi dengan benar ( perinasia, 1994 ) dalam mitayani,2010.
Cara menyusui yang benar :
a. Sebelum menyusui, ASI di keluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan daerah sekitar aerola
b. Bayi diletakan menghadap perut ibu dan payudara.
• Ibu dudukan atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah ( kaki ibu tidak menggatung ) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi
• Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan , kepala bayi terletak pada lekung siku ibu ( kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan )
• Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu di depan.
• Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ( tidak hanya membelokkan kepala bayi )
• Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
• Ibu menatap bayi dengan kasih saying.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menompang dibawah, jangan menekan putting susu atau aerolanya.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting reflex ) dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta aerola dimasukkan kemulut bayi :
• Usahakan sebagian aerola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga putting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.
• Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang atau di sangga lagi.
3. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya bayi tidak terjadwal, sehingga menyusui bayi setiap bayi membutuhkan. Ibu harus menyusui bayi bila bayi menangis bukan karena sebab lain ( kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin di dekap ) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayi nya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2jam.
ABORSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasakan tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah asuhan kebidanan IV, maka makalah tentang aborsi ini ditulis. Dimana dalam makalah ini menjelaskan tentang kasus aborsi. Selain itu juga untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan kejadian aborsi yang sering terjadi saat sekarang ini.
B. Tujuan
• Mengetahui pengertian aborsi
• Mengetahui macam-macam aborsi
• Mengetahui jenis aborsi
• Mengetahui factor yang menyebabkan terjadinya aborsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi aborsi
Aborsi adalah Berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan secara sengaja sebelum janin viable ( < 22 minggu atau berat janit < 500 gram) bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.
Aborsi (abortus) atau pengguguran kandungan dimaksudkan sebagai tindakan untuk mengakhiri kehamilan atau hasil konsepi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. aborsi selalu merujuk kepada penghentian atau pembunuhan janin yang belum lahir.
B. Macam-macam aborsi
1. Aborsi provokatus medisinalis.
Aborsi provokatus medisinalis adalah karena alasan kesehatan ibu hamil tersebut tidak dapat melanjutkan kehamilannya. Misalnya sakit jantung, karena jika kehamilannya dilanjutkan terjadi penambahan beban kerja jantung sehingga sangat berbahaya bagi jiwanya. Dalam hal ini keselamatan ibu yang diutamakan. Penyakit lain yaitu tuberkulosis paru berat, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, hipertensi, penyakit hati menahun (JNPK-KR, 1999). Tentunya untuk melaksanakan tindakan ini pun harus ada inform choice dan inform consent terlebih dahulu.
2. Aborsi provokatus kriminalis.
Contoh kasus diatas, tindakan pengosongan rahim dari buah kehamilan yang dilakukan dengan sengaja bukan karena alasan medis, tetapi alasan lain biasanya karena hamil diluar nikah,atau terjadi pada pasangan yang menikah karena gagal kontrasepsi maupun karena tidak mengingkan kehamilannya.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi :
1. Spontaneous abortion : gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
2. Induced abortionatau procured abortion : pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk didalamnya adalah :
a. Therapeutic abortion : pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
b. Eugenic abortion : pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
c. Elective abortion : pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Jenis abortus menurut terjadinya :
a. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
• Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
• Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
• Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
• Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
b. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat).
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
C. Factor-faktor yang mempengaruhi aborsi.
1. Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
• Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
• Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
• Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.
• Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
• Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum yang berat. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain- lain.
• Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
• Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
• Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.
2. Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
• Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
• Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
• Kehamilan di luar nikah.
• Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
• Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
• Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis
Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis biasanya adalah:
• Wanita bersangkutan.
• Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).
• Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnya dukun).
4. Dampak/Akibat Abortus Provokatus Kriminalis.
• Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu, letak uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks tidak boleh digunakan tekanan berlebihan.
Kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan dengan segera.
• Luka pada serviks uteri
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.
• Pelekatan pada kavum uteri.
Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman. Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.
• Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.
• Infeksi.
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.
• Lain-lain
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare.
• Komplikasi yang dapat timbul pada janin : Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin kemungkinan besar mengalami cacat fisik.
5. Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan aborsi adalah :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.
b. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
c. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
d. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
D. Teknik aborsi dapat dilakukan melalui :
1. Curettage and dilatage (C & D)
2. Dengan melebarkan mulut rahim kemudian janin dikiret dengan alat tertentu
3. Dengan aspirasi atau penyedotan isi rahim.
4. Melalui operasi (hystertotomi). abortus dapat terjadi karena ketidaksengajaan (spontaneous abortus) dan terjadi karena disengaja (abortus provocatus atau induced pro abortion).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aborsi merupakan hal yang sangat kotroversi baik dari segi hukum maupun agama. Aborsi boleh saja dilakukan tetapi harus memenuhi syarat dan ketentuan tertentu, aborsi ini pun hanya boleh dilakukan oleh dokter. Dengan demikian aborsi secara illegal tidak boleh dilakukan oleh bidan maupun tenaga kesehatan lainnya.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasakan tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah asuhan kebidanan IV, maka makalah tentang aborsi ini ditulis. Dimana dalam makalah ini menjelaskan tentang kasus aborsi. Selain itu juga untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan kejadian aborsi yang sering terjadi saat sekarang ini.
B. Tujuan
• Mengetahui pengertian aborsi
• Mengetahui macam-macam aborsi
• Mengetahui jenis aborsi
• Mengetahui factor yang menyebabkan terjadinya aborsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi aborsi
Aborsi adalah Berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan secara sengaja sebelum janin viable ( < 22 minggu atau berat janit < 500 gram) bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.
Aborsi (abortus) atau pengguguran kandungan dimaksudkan sebagai tindakan untuk mengakhiri kehamilan atau hasil konsepi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. aborsi selalu merujuk kepada penghentian atau pembunuhan janin yang belum lahir.
B. Macam-macam aborsi
1. Aborsi provokatus medisinalis.
Aborsi provokatus medisinalis adalah karena alasan kesehatan ibu hamil tersebut tidak dapat melanjutkan kehamilannya. Misalnya sakit jantung, karena jika kehamilannya dilanjutkan terjadi penambahan beban kerja jantung sehingga sangat berbahaya bagi jiwanya. Dalam hal ini keselamatan ibu yang diutamakan. Penyakit lain yaitu tuberkulosis paru berat, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, hipertensi, penyakit hati menahun (JNPK-KR, 1999). Tentunya untuk melaksanakan tindakan ini pun harus ada inform choice dan inform consent terlebih dahulu.
2. Aborsi provokatus kriminalis.
Contoh kasus diatas, tindakan pengosongan rahim dari buah kehamilan yang dilakukan dengan sengaja bukan karena alasan medis, tetapi alasan lain biasanya karena hamil diluar nikah,atau terjadi pada pasangan yang menikah karena gagal kontrasepsi maupun karena tidak mengingkan kehamilannya.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi :
1. Spontaneous abortion : gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
2. Induced abortionatau procured abortion : pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk didalamnya adalah :
a. Therapeutic abortion : pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
b. Eugenic abortion : pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
c. Elective abortion : pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Jenis abortus menurut terjadinya :
a. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
• Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
• Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
• Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
• Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
b. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat).
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
C. Factor-faktor yang mempengaruhi aborsi.
1. Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).
• Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.
• Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.
• Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.
• Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.
• Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum yang berat. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain- lain.
• Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.
• Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.
• Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.
2. Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
• Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
• Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
• Kehamilan di luar nikah.
• Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
• Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
• Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis
Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis biasanya adalah:
• Wanita bersangkutan.
• Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).
• Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnya dukun).
4. Dampak/Akibat Abortus Provokatus Kriminalis.
• Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu, letak uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks tidak boleh digunakan tekanan berlebihan.
Kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan dengan segera.
• Luka pada serviks uteri
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.
• Pelekatan pada kavum uteri.
Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman. Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.
• Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.
• Infeksi.
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.
• Lain-lain
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare.
• Komplikasi yang dapat timbul pada janin : Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin kemungkinan besar mengalami cacat fisik.
5. Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan aborsi adalah :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.
b. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
c. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
d. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
D. Teknik aborsi dapat dilakukan melalui :
1. Curettage and dilatage (C & D)
2. Dengan melebarkan mulut rahim kemudian janin dikiret dengan alat tertentu
3. Dengan aspirasi atau penyedotan isi rahim.
4. Melalui operasi (hystertotomi). abortus dapat terjadi karena ketidaksengajaan (spontaneous abortus) dan terjadi karena disengaja (abortus provocatus atau induced pro abortion).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aborsi merupakan hal yang sangat kotroversi baik dari segi hukum maupun agama. Aborsi boleh saja dilakukan tetapi harus memenuhi syarat dan ketentuan tertentu, aborsi ini pun hanya boleh dilakukan oleh dokter. Dengan demikian aborsi secara illegal tidak boleh dilakukan oleh bidan maupun tenaga kesehatan lainnya.
Selasa, 10 Mei 2011
KORBOHIDRAT
KARBOHIDRAT
A. Defenisi
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Karbohidrat adalah pilihan terbaik untuk mengisi otot dan meningkatkan kesehatan jantung. Semua karbohidrat dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO2 ) berasl dari udara dan berasal dari air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah kakbohidrat sederhana glukosa. Disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
Sinar matahari
6 CO2 + 6 H2O ¬¬ C6 H12O6 + 6 O2
Klorofil karbohidrat
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan , yaitu pati dan nonpati.
1. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang di hubungkan dengan ikatan glikosidik ( ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hidrosil atom C nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas satu mol air).
2. Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan.
Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal dari karbohidrat. Di negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50% nilai energi karbohidrat adalah 4kkal per gram.
B. Susunan Kimia
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu dinamakan KARBOHIDRAT. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2n¬On. Hanya hektosa ( 6-atom karbon ), serta pentosa (5-atom karbon ), dan polimernya memegang peran penting dalam ilmu gizi.
C. Klasifikasi
Karbohidrat dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana atau gula sederhana, karbohidrat kompleks memiliki lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu molekul.
• Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana adalah monosaccharides dan disaccharides (molekul tunggal dan ganda ). Glukosa, fructosa, dan galactosa adalah gula yang sederhana dan dapat diberi symbol seperti ini :
Disaccharides dapat di simbolkan sebagai ini :
Dua disaccharide biasanya meliputi gula ( sucrose- kombinasi glukosa dan fruktosa ) dan gula susu ( laktosa- kombinasi glukosa dan galaktosa ). Mereka di ubah menjadi molekul glukosa sebelum masak dalam aliran darah untuk bahan bakar/energi.
Gula meja dan madu keduanya mengandung glukosa dan fruktosa tetapi dalam bentuk yang berbeda. Gula meja dibuat dari disaccharide yang di ubah menjadi monosaccharide : 50% glukosa dan 50% fruktosa. Madu mengandung monosaccharide :31% glukosa, 38% fruktosa, 10% gula lain, 17% air, dan 4% portikel lain.
Korbohirat sederhana Terdiri atas:
Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu [ C6 (H2O)6 ] dan [ C12 (H2O)5 ]
Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air [ C12 (H2O)11]
Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Monosakarida
Monosakarida dikenal juga sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hydrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidrsil ( OH). Heksosa terbagi atas 3 jenis yaitu: glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga monosakarida ini mengandung jenis atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hydrogen dan 6 atom oksigen. Perbedaanya terletak pada penyusunan atom-atom hydrogen dan oksigen disekitar atom-atom karbon. Perbedaan inilah yang menyebabkan tingkat kemanisan, daya larut dan sifat lain monosakarida tersebut berbeda. Monosakarida yang terletak dialam pada umumnya berbentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil pada karbon nomor 2 terletak disebelah kanan. Stukur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau strutur cincin.
Struktur terbuka
C H
C-H H-C-OH
H-C-OH C=O
OH-C-H HO-C-H
H-C-OH H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H H-C-OH
D-glukosa H
D-fruktosa
Struktur cincin
CH2OH O CH2OH O OH
ho CH2OH
HO OH OH HO
OH OH
D-glukasa D-fruktosa
Glukosa, dinamakan juga dektstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sisup jagung, sari pohon, dan bersama fruktosa dalam madu. Glukosa mengandung 6 atom karbon, dan merupakan jenis gula paling umum. Tubuh hanya dapat menggunakan glukosa dalam bentuk D glukosa murni. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metobolisme, glukosa merupakan bentuk karbohirat yang beredar didalam tubuh dan didalam sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal system saraf pusat hanya dapat mengunakan glukosa sebagai sumber energi. Tingkatan kemanisan glukosa hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkatan kemanisan yang sama.
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa memiliki rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6 namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nectar bunga, dan juga dalam sayur. Fruktosa dapat diolah dari pati dan digunakan sebagai pemanis seperti sirup jagung-tinggi-fruktosa sebagai bahan pemanis. Di dalam tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa. Setelah di absorpsi, fruktosa mengalami metabolisme di hati menghasilkan glukosa, glikogen, asam laktat, atau lemak tergantung metabolism masing-masing individu.
Galaktosa, dihasilkan sebagai produk metabolism lktosdiari susu. Galaktosa penting bagi perkembangan jaringan saraf pada bayi dan dapat diubah menjadi glukosa atau glikogen. Galaktosa tidak terdapat bebas dialam seperti halnya glukosa dan fruktosa, tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
Manosa, jarang terdapat didalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat didalam manna yang mereka olah didalam roti.
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribose dan deoksiribosa merupakan asam nukleat dalam inti sel. Karena dapat disintesis oleh semua hewan, ribose dan dioksiribosa tidak merupakan zat gizi esensial.
Disakarida
Ada 4 jenis disakarida yaitu:
Sukrosa atau sakarosa
Maltosa
Laktosa
Trehalosa
Disakarida terdiri dari 2 unit monosakarida yang terikat satu sama lain
melalui reaksi kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (o). ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentukikatan alfa dengan melepaskan 1 molekul air. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi 2 molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis.
Sukrosa, atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersialgula pasir 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Sukrosa juga terdapat didalam buah, sayur dan madu. Bila dicernakan atau di hidrolisis sukrosa pecah menjadi 1 unit glukosa dan fruktosa. Karena sukrosa gabungan antara glukosa dan fruktosa.
Maltosa (gula malt), tidak terdapat bebas dialam. Maltosa terdapat dalam bentuk setiap pemecahan pati. Seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan didalam usus manusia padapencernaan pati. Dalamproses perkecambahan pati yang terdapat dalam padi-padian pecah menjadi maltosa, kemudian diuraikan menjadi unit-unit glukosa tunggal sebagai makanan bagi benih-benih yang sedang tumbuh. Malt yang dihasilkan dari hasil perkecambahan ini digunakan dalam produksi minuman fermentasi seperti bir. Dalam jumlah kecil maltosa terdapat dalam biskuit sereal sarapan, dan minuman yangmengandung malt.
Laktosa (gula susu), hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kadar laktosa pada susu sapi adalah 6,8 gram per 100 ml, sedangkan pada air susu ibu (ASI) 4,8 gram per 100 ml. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (1/6 manis glukosa) dan lebih sukar larut dari pada disakarida lain.
Trehalosa, seperti juga gula maltosa, terdiri dari dua mol glukosa dan dikenal sebagai gula sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
Gula alkohol
Gula alkohol terdapat di alam dan dapat pula dibuat secara sistematis.
Ada 4 jenis gula alkohol:
Sorbitol
Manitol
Dulsitol
Inositol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buahdan secara komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO)dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue.tingkatan kemanisan sorbitol hanya 60% bila di bandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa.
Manitol, dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa . manitol terdapat didalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersial manitol diekatraksi dari sejenis rumput laut.
Inositol, merupakan alkohol klinis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam sereal. Bentuk esternya dengan asam fitrat menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam usus halus.
Oligosakarida
Oligosakarida terbagi atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida (oligo berarti sedikit). Oligosakarida terdiri atas kurang dari sepuluh unit monosakarida (biasanya galaktosa, maltose, atau fruktosa, yang terikat pada unit glukosa), dan di peroleh dari makanan nabati seperti daun bawang, berbagai macam bawang, artichoke yerusalem (suatu jenis sayuran), miju-miju (lentil), dan kacang jenis polong (bean).
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat didalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat pecah oleh enzim-enzim pencernaan. Seperti halnya polisakarida nonpati.
Fruktan, adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Panjang rantai bias sampai 3 hingga 50 unit, bergantung pada sumbernya. Fruktan terdapat didalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus.
• Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks pada umumnya lebih lambat dicerna dan diabsorpsi dari saluran gastrointestinal, dan oleh karena itu, memiliki efek glikemik yang lebih rendah dan dampak metabolic yang lebih sedikit.
Karbohidrat kompleks terdiri atas:
• Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida
• Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Polisakarida
Karbohidrat komplet ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sedehana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Polisakarida terdiri atas sepuluh unit monosakarida. Gula sederhana ini terutama adalah glukosa.
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat ntama yang di makan manusia. Pati terdapat didalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Beras, jagung, dan gandum mengandung 70-80% pati; kacang-kacangan kering, seperti kacang kedelai, kacang merah, dan kacang hijau 30-60%, sedangkan ubi, talas, kentang, dan singkong 20-30%.
Amilosa merupakan simpanan rantai panjang unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin adalah polimer yang susunannya bercabang-cabang dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan.
Pada beras semakin kecil kandungan amilosaatau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin pulen (lekat) nasi yang diperoleh. Dalam butiran pati, rantai-rantai amilosa dan amilopektin tersusun dalam bentuk semi Kristal, yang menyebabkannya tidak larut dalam air.
Dekstrin, merupakan produk antara pada pencernaan pati atau di bentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltose, glukosa, dan air. Karena molekul nya lebaih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak mudah menimbulkan diare.
Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat didalam tubuh manusia dan hewan, terutama di dalam hati dan otot. Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk rantai lebih bercabang daripada amilopektin. Struktur yang bercabang ini membuat glikogen lebih mudah di pecah. Dua pertiga bagian dari glikogen di simpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati. Glikogen dalm otot di gunakan untuk keperluan energy didalam otot tersebut, sedangkan glikogen di dalam hati digunakan untuk keperluan semua sel tubuh.
Polisakarida nonpati/serat
Dafenisi yang diberikan untuk serat makanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan polisakarida dindang sel. Ada dua golongan serat, yaitu yang yang tidak dapat larut dan yang dapat larut.serat yang tidak larut adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut adalah pectin, gum, mukilise, glukan, dan algal.
Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka structural semua tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan terdiri atas polimer linier panjang hagga 10.000 unit glukosa terikat dalm bentuk ikatan beta(1-4). Plimer karbohidrat dalam bentuk ikatan beta tidak dapat di cerna enzim pencernaan manusia. Selulosa merupakan struktur Kristal yang sangat stabil. Selulosa melunakkan dan member bentuk pada feses karena mampu menyerap air, sehangga membantu gerakan peristaltic usus, dengan demikian membantu defekasi dan mencegah konstipasi. Hemiselulosa merupakan bagian utama serat serealia yang terdiri atas polimer bercabang heterogen heksoso, pentose,dan auronat. Lignin terdiri atas polimer karbohidrat yang relative pendek yaitu antara 50-2000 unit.
D. Pencernaan, Absorpsi, Eksresi dan Metabolisme
Tujuan pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dn fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus.
Absorpsi glukosa
Glukosa dan galaktosa di akut dari usus halus,melintasi membran apikal dan memasuki aliran darah memalui mekanisme dua tahap.
• Sekelompok protein penganggkut glukosa terdapat pada membran sel. Pada mula nya glukosa bergerak mengikuti penurunan gradien konsentrasi dari lumen usus halus menuju sel apikal. Pengangkut GLUT-1, yang berikatan dengan Na+, men fasilitasi difusi.
• Ion natrium kemudian di angkut keluar secara aktif dari sel apikal; molekul glukosa berpindah dari sel apikal menuju aliran darah,menggunakan molekul pengangkut kedua GLUT-2 dan difusi yang terfasilitasi.
Pencenaan karbohidrat kompleks
Mulut,bolus makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amylase yang mengidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat sederhana. Bolus yang ditelan masuk kedalam lambung.amilase ludah ikut masu ke lambung di cernakan oleh asam klorida dan enzim pencernaan.
Usus halus, enzim amylase yang dikeluarkan oleh pangkreas, mencernakan pati menjadi dekstrin dan maltose. Penyelesaian pencernaan karbohidrat dilakukan enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, surase, dan lactase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan sebagai berikut:
Maltase
Moltosa 2 mol glukosa
Sukrase
Sakrosa 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Lactase
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh system sirkulasi darah melalui vena porta. Setelah makan, kadar gula darah naik hingga kurang lebih tiga puluh menit dan secara perlahan-lahan kembali ke kadar gula puasa (70-100 mg/100 ml) setelah 90-180 menit.
Usus besar, dalam waktu 1-4 jam setelah makan, pati kabohidrat atau serat makanan dicena masuk kedalam usus besar. Sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisme di dalam usus besar.
E. METABOLISME KABOHIDRAT
Peranan utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian di rubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian otak dan sistem saraf.
F. PENGUNAAN GLUKOSA MENJADI ENERGI
Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi bagian-bagian kecil dan pada akhir akan menghasilkan energi, karbondioksida dan air. Bagian-bagian kecil itu dapat pula disusun kembali menjadi lemak. Glukosa sebagai sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf lain dan sel darah merah tidak dapat digantikan oleh lemak.
G. FUNGSI KARBOHIDRAT
Sumber energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Dalam satu gram karbohidrat menghasilkan 4kkalori. Sebagian karbohidrat didalam tubuh berada didalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk disimpan sebagai cadangan energi didalam jaringan lemak.
Pemberi rasa manis pada makanan.
Karbohidrat pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. flukosa adalah gula yang paling manis.
Penghemat protein.
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun, demikian pula sebaliknya bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan di gunakan sebagai zat pembangun.
Pengatur metabolisme lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya obsidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabakan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi.
Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltic usus dan member bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga member bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
Serat makanan, mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit, divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes miletus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Laktosa dalam susu, membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Bakteri tertentu diduga mensitesis vitamain-vitamin tertentu dalam usus besar.
Gula ribose, yang mengandung lima atom karbon merupakan bagian dari ikatan DNA dan RNA.
H. SUMBER KARBOHIDRAT
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta sayur kacang-kacangan relative lebih banyak mengandung karbohidrat dari pada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti, daging,ayam, ikan, telor, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat.
Makanan yang mengandung karbohidrat
Tanaman menyimpan gula tambahan, dalam bentuk zat tepung. Misalnya, jagung dengan tongkolnya, menjadi bertepung bila jagung makin besar. Buah-buahan cenderung mengubah zat tepung menjadi gula bila telah matang. Sebuah contoh adalah pisang: sebuah pisang hijau dengan sedikit kuning mengandung 80 % zat tepung dan 7 % gula; pisang yang hampir kuning semua mengandung 25% zat tepung dan 65% gula; pisang yang sudah berbintik-bintik dan bercak mengandung 5% zat tepung dan 90% gula.
Kentang, nasi, roti dan zat epung lainnya dicerna menjadi glukosa, kemudian dibakar sebagai tenaga yang digunakan untuk aktifitas manusia.
Gula dan zat tepung mempunyai kemampuan yang sama sebagai bahan bakar oto tetapi berbeda dalam hal kandungan vitamin dan mineralnya.
Karbohidrat dalam soda pop bergula mengandung tenaga tetapi tidak ada vitamin dan mineral.
Karbohidrat dalamminuman polimer mengandung tenaga tetapi tidak ada mengandung vitamin dan mineral, kecuali minuman tersebut ditambahkan.
Karbohidrat dalam sayur, buah-buahan dan biji-bijian utuh mengandung tenaga, vitamin dan mineral sebagai bahan bakar untuk membakar kebutuhan tubuh akan energi.
Makanan Glucosa Fructosa Sucrose
( % dari jumlah padat )
Apel
Anggur
Persik
Wortel
Ercis
Tomat 7
35
7
7
15
20 40
40
10
7
15
25 25
12
55
35
3
-
Nilai karbohidrat (KH) berbagai bahan makanan (gram/ 100 gram)
Bahan makanan Nilai KH Bahan makanan KH
Gula pasir 94,0 Kacang tanah 23,6
Gula kelapa 76,0 Tempe 12,7
Jelli/jam 64,5 Tahu 1,6
Pati (maizena) 87,6 Pisang ambon 25,8
Bihun 82,0 Pepaya 12,2
Macaroni 78,7 Mangga harmonis 11,9
Beras setangah giling 78,3 Daun singkong 13,0
Jagung kuning,pipil 73,7 Bayam 6,5
Kerupuk udang dengan pati 68,2 Kankung 5,4
Mie kering 50,0 Tomat masak 4,2
Roti putih 50,0 Hati sapi 6,0
Kacang ijo 62,9 Telur bebek 0,8
Kacang merah 59,5 Susu sapi 4,3
Kacang kedelai 34,8 Susu kental manis 4,0
Karbohidrat pada bayi
Kebutuhan karbohidrat bergantungKebutuhan karbohidrat bergantung pada kebutuhan akan kalori. Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harusdi konsumsi dalam satu hari. Namun, sebaiknya 60%-70% energi di pasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah Laktosa,bukan Sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Sumber kalori pasokan karbohidrat diperkirakan sebesar 40%-50% yang sebagian besar dalam bentuk laktosa.
A. Defenisi
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Karbohidrat adalah pilihan terbaik untuk mengisi otot dan meningkatkan kesehatan jantung. Semua karbohidrat dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO2 ) berasl dari udara dan berasal dari air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah kakbohidrat sederhana glukosa. Disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
Sinar matahari
6 CO2 + 6 H2O ¬¬ C6 H12O6 + 6 O2
Klorofil karbohidrat
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan , yaitu pati dan nonpati.
1. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang di hubungkan dengan ikatan glikosidik ( ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hidrosil atom C nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas satu mol air).
2. Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan.
Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal dari karbohidrat. Di negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50% nilai energi karbohidrat adalah 4kkal per gram.
B. Susunan Kimia
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu dinamakan KARBOHIDRAT. Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2n¬On. Hanya hektosa ( 6-atom karbon ), serta pentosa (5-atom karbon ), dan polimernya memegang peran penting dalam ilmu gizi.
C. Klasifikasi
Karbohidrat dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana atau gula sederhana, karbohidrat kompleks memiliki lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu molekul.
• Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana adalah monosaccharides dan disaccharides (molekul tunggal dan ganda ). Glukosa, fructosa, dan galactosa adalah gula yang sederhana dan dapat diberi symbol seperti ini :
Disaccharides dapat di simbolkan sebagai ini :
Dua disaccharide biasanya meliputi gula ( sucrose- kombinasi glukosa dan fruktosa ) dan gula susu ( laktosa- kombinasi glukosa dan galaktosa ). Mereka di ubah menjadi molekul glukosa sebelum masak dalam aliran darah untuk bahan bakar/energi.
Gula meja dan madu keduanya mengandung glukosa dan fruktosa tetapi dalam bentuk yang berbeda. Gula meja dibuat dari disaccharide yang di ubah menjadi monosaccharide : 50% glukosa dan 50% fruktosa. Madu mengandung monosaccharide :31% glukosa, 38% fruktosa, 10% gula lain, 17% air, dan 4% portikel lain.
Korbohirat sederhana Terdiri atas:
Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu [ C6 (H2O)6 ] dan [ C12 (H2O)5 ]
Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida dimana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air [ C12 (H2O)11]
Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida
Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Monosakarida
Monosakarida dikenal juga sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hydrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidrsil ( OH). Heksosa terbagi atas 3 jenis yaitu: glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga monosakarida ini mengandung jenis atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hydrogen dan 6 atom oksigen. Perbedaanya terletak pada penyusunan atom-atom hydrogen dan oksigen disekitar atom-atom karbon. Perbedaan inilah yang menyebabkan tingkat kemanisan, daya larut dan sifat lain monosakarida tersebut berbeda. Monosakarida yang terletak dialam pada umumnya berbentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil pada karbon nomor 2 terletak disebelah kanan. Stukur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau strutur cincin.
Struktur terbuka
C H
C-H H-C-OH
H-C-OH C=O
OH-C-H HO-C-H
H-C-OH H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H H-C-OH
D-glukosa H
D-fruktosa
Struktur cincin
CH2OH O CH2OH O OH
ho CH2OH
HO OH OH HO
OH OH
D-glukasa D-fruktosa
Glukosa, dinamakan juga dektstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sisup jagung, sari pohon, dan bersama fruktosa dalam madu. Glukosa mengandung 6 atom karbon, dan merupakan jenis gula paling umum. Tubuh hanya dapat menggunakan glukosa dalam bentuk D glukosa murni. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metobolisme, glukosa merupakan bentuk karbohirat yang beredar didalam tubuh dan didalam sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal system saraf pusat hanya dapat mengunakan glukosa sebagai sumber energi. Tingkatan kemanisan glukosa hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkatan kemanisan yang sama.
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa memiliki rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6 namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nectar bunga, dan juga dalam sayur. Fruktosa dapat diolah dari pati dan digunakan sebagai pemanis seperti sirup jagung-tinggi-fruktosa sebagai bahan pemanis. Di dalam tubuh, fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa. Setelah di absorpsi, fruktosa mengalami metabolisme di hati menghasilkan glukosa, glikogen, asam laktat, atau lemak tergantung metabolism masing-masing individu.
Galaktosa, dihasilkan sebagai produk metabolism lktosdiari susu. Galaktosa penting bagi perkembangan jaringan saraf pada bayi dan dapat diubah menjadi glukosa atau glikogen. Galaktosa tidak terdapat bebas dialam seperti halnya glukosa dan fruktosa, tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
Manosa, jarang terdapat didalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat didalam manna yang mereka olah didalam roti.
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribose dan deoksiribosa merupakan asam nukleat dalam inti sel. Karena dapat disintesis oleh semua hewan, ribose dan dioksiribosa tidak merupakan zat gizi esensial.
Disakarida
Ada 4 jenis disakarida yaitu:
Sukrosa atau sakarosa
Maltosa
Laktosa
Trehalosa
Disakarida terdiri dari 2 unit monosakarida yang terikat satu sama lain
melalui reaksi kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (o). ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentukikatan alfa dengan melepaskan 1 molekul air. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi 2 molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis.
Sukrosa, atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersialgula pasir 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Sukrosa juga terdapat didalam buah, sayur dan madu. Bila dicernakan atau di hidrolisis sukrosa pecah menjadi 1 unit glukosa dan fruktosa. Karena sukrosa gabungan antara glukosa dan fruktosa.
Maltosa (gula malt), tidak terdapat bebas dialam. Maltosa terdapat dalam bentuk setiap pemecahan pati. Seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan didalam usus manusia padapencernaan pati. Dalamproses perkecambahan pati yang terdapat dalam padi-padian pecah menjadi maltosa, kemudian diuraikan menjadi unit-unit glukosa tunggal sebagai makanan bagi benih-benih yang sedang tumbuh. Malt yang dihasilkan dari hasil perkecambahan ini digunakan dalam produksi minuman fermentasi seperti bir. Dalam jumlah kecil maltosa terdapat dalam biskuit sereal sarapan, dan minuman yangmengandung malt.
Laktosa (gula susu), hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kadar laktosa pada susu sapi adalah 6,8 gram per 100 ml, sedangkan pada air susu ibu (ASI) 4,8 gram per 100 ml. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (1/6 manis glukosa) dan lebih sukar larut dari pada disakarida lain.
Trehalosa, seperti juga gula maltosa, terdiri dari dua mol glukosa dan dikenal sebagai gula sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
Gula alkohol
Gula alkohol terdapat di alam dan dapat pula dibuat secara sistematis.
Ada 4 jenis gula alkohol:
Sorbitol
Manitol
Dulsitol
Inositol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buahdan secara komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO)dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue.tingkatan kemanisan sorbitol hanya 60% bila di bandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa.
Manitol, dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa . manitol terdapat didalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersial manitol diekatraksi dari sejenis rumput laut.
Inositol, merupakan alkohol klinis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam sereal. Bentuk esternya dengan asam fitrat menghambat absorpsi kalsium dan zat besi dalam usus halus.
Oligosakarida
Oligosakarida terbagi atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida (oligo berarti sedikit). Oligosakarida terdiri atas kurang dari sepuluh unit monosakarida (biasanya galaktosa, maltose, atau fruktosa, yang terikat pada unit glukosa), dan di peroleh dari makanan nabati seperti daun bawang, berbagai macam bawang, artichoke yerusalem (suatu jenis sayuran), miju-miju (lentil), dan kacang jenis polong (bean).
Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat didalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat pecah oleh enzim-enzim pencernaan. Seperti halnya polisakarida nonpati.
Fruktan, adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Panjang rantai bias sampai 3 hingga 50 unit, bergantung pada sumbernya. Fruktan terdapat didalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus.
• Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks pada umumnya lebih lambat dicerna dan diabsorpsi dari saluran gastrointestinal, dan oleh karena itu, memiliki efek glikemik yang lebih rendah dan dampak metabolic yang lebih sedikit.
Karbohidrat kompleks terdiri atas:
• Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida
• Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Polisakarida
Karbohidrat komplet ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sedehana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Polisakarida terdiri atas sepuluh unit monosakarida. Gula sederhana ini terutama adalah glukosa.
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat ntama yang di makan manusia. Pati terdapat didalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Beras, jagung, dan gandum mengandung 70-80% pati; kacang-kacangan kering, seperti kacang kedelai, kacang merah, dan kacang hijau 30-60%, sedangkan ubi, talas, kentang, dan singkong 20-30%.
Amilosa merupakan simpanan rantai panjang unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin adalah polimer yang susunannya bercabang-cabang dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan.
Pada beras semakin kecil kandungan amilosaatau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin pulen (lekat) nasi yang diperoleh. Dalam butiran pati, rantai-rantai amilosa dan amilopektin tersusun dalam bentuk semi Kristal, yang menyebabkannya tidak larut dalam air.
Dekstrin, merupakan produk antara pada pencernaan pati atau di bentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltose, glukosa, dan air. Karena molekul nya lebaih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak mudah menimbulkan diare.
Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat didalam tubuh manusia dan hewan, terutama di dalam hati dan otot. Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk rantai lebih bercabang daripada amilopektin. Struktur yang bercabang ini membuat glikogen lebih mudah di pecah. Dua pertiga bagian dari glikogen di simpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati. Glikogen dalm otot di gunakan untuk keperluan energy didalam otot tersebut, sedangkan glikogen di dalam hati digunakan untuk keperluan semua sel tubuh.
Polisakarida nonpati/serat
Dafenisi yang diberikan untuk serat makanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan polisakarida dindang sel. Ada dua golongan serat, yaitu yang yang tidak dapat larut dan yang dapat larut.serat yang tidak larut adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut adalah pectin, gum, mukilise, glukan, dan algal.
Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka structural semua tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan terdiri atas polimer linier panjang hagga 10.000 unit glukosa terikat dalm bentuk ikatan beta(1-4). Plimer karbohidrat dalam bentuk ikatan beta tidak dapat di cerna enzim pencernaan manusia. Selulosa merupakan struktur Kristal yang sangat stabil. Selulosa melunakkan dan member bentuk pada feses karena mampu menyerap air, sehangga membantu gerakan peristaltic usus, dengan demikian membantu defekasi dan mencegah konstipasi. Hemiselulosa merupakan bagian utama serat serealia yang terdiri atas polimer bercabang heterogen heksoso, pentose,dan auronat. Lignin terdiri atas polimer karbohidrat yang relative pendek yaitu antara 50-2000 unit.
D. Pencernaan, Absorpsi, Eksresi dan Metabolisme
Tujuan pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dn fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus.
Absorpsi glukosa
Glukosa dan galaktosa di akut dari usus halus,melintasi membran apikal dan memasuki aliran darah memalui mekanisme dua tahap.
• Sekelompok protein penganggkut glukosa terdapat pada membran sel. Pada mula nya glukosa bergerak mengikuti penurunan gradien konsentrasi dari lumen usus halus menuju sel apikal. Pengangkut GLUT-1, yang berikatan dengan Na+, men fasilitasi difusi.
• Ion natrium kemudian di angkut keluar secara aktif dari sel apikal; molekul glukosa berpindah dari sel apikal menuju aliran darah,menggunakan molekul pengangkut kedua GLUT-2 dan difusi yang terfasilitasi.
Pencenaan karbohidrat kompleks
Mulut,bolus makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amylase yang mengidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat sederhana. Bolus yang ditelan masuk kedalam lambung.amilase ludah ikut masu ke lambung di cernakan oleh asam klorida dan enzim pencernaan.
Usus halus, enzim amylase yang dikeluarkan oleh pangkreas, mencernakan pati menjadi dekstrin dan maltose. Penyelesaian pencernaan karbohidrat dilakukan enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, surase, dan lactase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan sebagai berikut:
Maltase
Moltosa 2 mol glukosa
Sukrase
Sakrosa 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Lactase
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh system sirkulasi darah melalui vena porta. Setelah makan, kadar gula darah naik hingga kurang lebih tiga puluh menit dan secara perlahan-lahan kembali ke kadar gula puasa (70-100 mg/100 ml) setelah 90-180 menit.
Usus besar, dalam waktu 1-4 jam setelah makan, pati kabohidrat atau serat makanan dicena masuk kedalam usus besar. Sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisme di dalam usus besar.
E. METABOLISME KABOHIDRAT
Peranan utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian di rubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian otak dan sistem saraf.
F. PENGUNAAN GLUKOSA MENJADI ENERGI
Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi bagian-bagian kecil dan pada akhir akan menghasilkan energi, karbondioksida dan air. Bagian-bagian kecil itu dapat pula disusun kembali menjadi lemak. Glukosa sebagai sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf lain dan sel darah merah tidak dapat digantikan oleh lemak.
G. FUNGSI KARBOHIDRAT
Sumber energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Dalam satu gram karbohidrat menghasilkan 4kkalori. Sebagian karbohidrat didalam tubuh berada didalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk disimpan sebagai cadangan energi didalam jaringan lemak.
Pemberi rasa manis pada makanan.
Karbohidrat pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. flukosa adalah gula yang paling manis.
Penghemat protein.
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun, demikian pula sebaliknya bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan di gunakan sebagai zat pembangun.
Pengatur metabolisme lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya obsidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabakan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi.
Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltic usus dan member bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga member bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
Serat makanan, mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit, divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes miletus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Laktosa dalam susu, membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Bakteri tertentu diduga mensitesis vitamain-vitamin tertentu dalam usus besar.
Gula ribose, yang mengandung lima atom karbon merupakan bagian dari ikatan DNA dan RNA.
H. SUMBER KARBOHIDRAT
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta sayur kacang-kacangan relative lebih banyak mengandung karbohidrat dari pada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti, daging,ayam, ikan, telor, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat.
Makanan yang mengandung karbohidrat
Tanaman menyimpan gula tambahan, dalam bentuk zat tepung. Misalnya, jagung dengan tongkolnya, menjadi bertepung bila jagung makin besar. Buah-buahan cenderung mengubah zat tepung menjadi gula bila telah matang. Sebuah contoh adalah pisang: sebuah pisang hijau dengan sedikit kuning mengandung 80 % zat tepung dan 7 % gula; pisang yang hampir kuning semua mengandung 25% zat tepung dan 65% gula; pisang yang sudah berbintik-bintik dan bercak mengandung 5% zat tepung dan 90% gula.
Kentang, nasi, roti dan zat epung lainnya dicerna menjadi glukosa, kemudian dibakar sebagai tenaga yang digunakan untuk aktifitas manusia.
Gula dan zat tepung mempunyai kemampuan yang sama sebagai bahan bakar oto tetapi berbeda dalam hal kandungan vitamin dan mineralnya.
Karbohidrat dalam soda pop bergula mengandung tenaga tetapi tidak ada vitamin dan mineral.
Karbohidrat dalamminuman polimer mengandung tenaga tetapi tidak ada mengandung vitamin dan mineral, kecuali minuman tersebut ditambahkan.
Karbohidrat dalam sayur, buah-buahan dan biji-bijian utuh mengandung tenaga, vitamin dan mineral sebagai bahan bakar untuk membakar kebutuhan tubuh akan energi.
Makanan Glucosa Fructosa Sucrose
( % dari jumlah padat )
Apel
Anggur
Persik
Wortel
Ercis
Tomat 7
35
7
7
15
20 40
40
10
7
15
25 25
12
55
35
3
-
Nilai karbohidrat (KH) berbagai bahan makanan (gram/ 100 gram)
Bahan makanan Nilai KH Bahan makanan KH
Gula pasir 94,0 Kacang tanah 23,6
Gula kelapa 76,0 Tempe 12,7
Jelli/jam 64,5 Tahu 1,6
Pati (maizena) 87,6 Pisang ambon 25,8
Bihun 82,0 Pepaya 12,2
Macaroni 78,7 Mangga harmonis 11,9
Beras setangah giling 78,3 Daun singkong 13,0
Jagung kuning,pipil 73,7 Bayam 6,5
Kerupuk udang dengan pati 68,2 Kankung 5,4
Mie kering 50,0 Tomat masak 4,2
Roti putih 50,0 Hati sapi 6,0
Kacang ijo 62,9 Telur bebek 0,8
Kacang merah 59,5 Susu sapi 4,3
Kacang kedelai 34,8 Susu kental manis 4,0
Karbohidrat pada bayi
Kebutuhan karbohidrat bergantungKebutuhan karbohidrat bergantung pada kebutuhan akan kalori. Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harusdi konsumsi dalam satu hari. Namun, sebaiknya 60%-70% energi di pasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah Laktosa,bukan Sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Sumber kalori pasokan karbohidrat diperkirakan sebesar 40%-50% yang sebagian besar dalam bentuk laktosa.
PENTINGNYA PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BAGI BIDAN
A. TUJUAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BAGI BIDAN
Pendidikan berkelanjutan memiliki tujuan yang komplet, salah satu demi pemenuhan standar profesi bidan. Dengan adanya pendidikan berkelanjutan seorang bidan akan lebih mengetahui perannya dalam pencapaian standar profesi bidan agar seorang bidan bekerja sesuai dengan apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu pendidikan berkelanjutan juga akan meningkatkan produktifitas kerja
dan peningkatan kualitas pelayanan kepada klien. Pelayanan kesehatan yang berkualitas tersebut akan menarik konsumen untuk memperoleh pelayanan terbaik dari seorang bidan yang professional dan memiliki sikap yang baik (soft skill). Hal ini akan meningkatkan kepuasan kosumen dan seorang bidan akan memperoleh imbalan sesuai dengan pelayanan kesehatan yang telah di berikannya.
Pendidikan berkelanjutan kepada bidan akan meningkatkan intelektual dan konseptual bidan, sehingga seorang bidan dapat memberi dan menangani klien dengan tepat dan tanggap karena telah terasahnya kemampuan seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pendidikan berkelanjutan juga memberi peluang untuk meningkatkan karier seorang bidan. Karena, seorang bidan memberikan pelayanan yang berkualitas, ferfome yang baik, dan prestasi kerja yang sempurna akan memperoleh penghargaan sebagai wujud pemberian pelayanan kesehatan yang baik kepada klien.
Seorang bidan memiliki keterampilan kepemimpinan ( leadership skill ) yang sudah dibekali pada saat pendidikan sehingga mampu berhubungan baik dengan orang lain ( human relation ) dan bekerja sama dengan rekan-rekan sejawat guna memberikan pelayanan yang berkualitas bagi klien.
B. TINGKATAN PENDIDIKAN
Pada awal nya pendidikan bagi bidan hanya sebatas DI, seiring dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan akan kesehatan ibu dan bayi serta meninggkat nya angka kematian ibu dan bayi, maka IBI membuat program Diploma III dan Diploma IV kebidanan demi tercapai nya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional.
Pemerintah berupaya menyediakan dana bagi bidan di sector pemerintahan untuk melakukan program pendidikan tersebut.
IBI mendorong untuk meningkatkan pendidikan melalui kerja sama dengan Universitas dalam negeri. Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan di rumuskan dan di kembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan berkelanjutan bagi bidan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bagi Ibu hamil dan bayi nya. Seorang bidan apabila telah melaksanakan pendidikan berkelanjutan,Ia harus mampu bekerja sesuai dengan standar professional bidan dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas demi tercapainya penurunan angka kematian Ibu dan bayi.
Sumber daya yang di miliki oleh seorang bidan harus di ikuti dengan perkembengan teknologi agar terciptanya pelayanan kesehatan yang memiliki ilmu pengetahuan yang berkembang pada zaman sekarang ini.
Lulusan pendidikan tingkat Diploma I saat sekarang ini di anggap tidak mampu memenuhi pelayanan praktek kebidanan dan tidak boleh melakukan praktek mandiri.
Lulusan pendidikan tingkat Diploma III menerapkan ilmu pengetahuan kebidanannya dalam bentuk memberikan pelayanan kebidanan terorganisir dan praktek mandiri.
Lulusan tingkat Diploma IV menerapkan ilmu pengetahuan klinik kebidananya dan penunjang yang sifat nya khusus memberikan layanan langsung pada pasien maupun memberikan pendidikan kepada tingkat pendidikan bawah.
Lulusan program akademik profesional tingkat Sarjana memberikan pelayanan langsung,baik pada tatanan institusi maupun tatanan layanan masyarakat. Lulusan program Sarjana ini dapat berperan sebagai pemberi layanan di kebidanan,pengelola layanan kebidanan atau kesehatan,peneliti,pendidik,maupun menyelenggarakan praktek sendiri.
Lulusan kebidanan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan kebijakan di bidang kesehatan dan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas terhadap masyarakat terutama pada Ibu dan bayi.
C. PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DEMI PEMENUHAN STANDAR
Pendidikan berkelanjutan bagi bidan berguna dalam pemenuhan standar kemampuan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Salah satunya contoh nya adalah pemeriksaan antenatal.
Seorang bidan melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil yang meliputi pemeriksaan pada ibu dan janin dengan seksama apakah janin berkembang secara normal atau adanya kelainan yang mungkin menyebabkan ibu tidak mampu bersalin secara normal.
Seorang bidan harus melakukan deteksi dini dan melaksanakan manajemen yang berkaitan dengan kondisi klien.
Dalam hal ini seorang bidan harus mendeteksi secara dini penyebab yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Seorang bidan harus cepat dan tepat menanggapi kemunkinan yang akan berakibat buruk pada ibu dan janin nya.
Maka dalam hal ini pendidikan berkelanjutan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan pelayanan kesehatan yang di berikan seorang bidan kepada kliennya. Tujuan nya adalah pencapaian kesejahteraan klien dan mengurangi angka kematian pada Ibu dan bayi serta mendeteksi secara dini penyebab meningkatnya angka kematian tersebut. Di sini di tuntut profesionalitas dalam kerja, rasa tanggung jawab yang penuh dan bekerja sesuai dengan standar profesi bidan.
Pendidikan berkelanjutan di laksanakan demi tercapainya pemenuhan standar profesi kebidanan. Karena seorang bidan pada masa sekarang ini di tuntut untuk bisa dan mampu memenuhi kebutuhan kliennya, dalam hal ini di tuntut untuk mampu bekerja secara professional dengan tujuan agar tidak terjadinya kesalahan dalam kerja. Seorang bidan harus mampu untuk mengurangi angka kematian Ibu dan bayi yang sangat merebak di masa sekarang ini dan disinilah pentingnya peran pendidikan berkelanjutan bagi bidan.
D. IPTEK DAN KEBIDANAN
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka seorang bidan harus mampu mengikutinya, agar ilmu kebidanannya berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Dalam hal ini untuk mencapai dan menyesuaikan perkembangan teknologi di zaman globalisasi ini maka seorang bidan harus melanjutkan pendidikan nya pada tingkat yang lebih tinggi agar terpenuhinya kebutuhan klien terhadap perkembangan kesehatan di bidang teknologi.
1. KESIMPULAN
Pendidikan berkelanjutan sangat berpengaruh besar terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan seorang bidan kepada kliennya. Jika seorang bidan telah manempuh jalur pendidikan berkelanjutan maka seorang bidan tersebut akan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bekerja secara professional, sehingga tercapai nya kepuasan pelayanan dari konsumen.
Dalam hal ini juga harus ada kerja sama yang saling membantu pencapaian professionalitas dalam kerja demi tercapainya penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pendidikan berkelanjutan memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu kebidanan demi terpenuhinya kebutuhan klien. Sebagai mana yang kita ketahui di zaman sekarang ini klien memiliki kebutuhan yang begitu komplet sehingga seorang bidan harus mampu memenuhinya demi tercapainya kesejahteraan kliennya.
2. SARAN
Seorang bidan harus bisa melaksanakan pendidikan berkelanjutan demi tercapainya pelayanan yang berkualitas kepada klien untuk mencapai kepuasan konsumen serta mengurangi angka kematian Ibu dan bayi. Seorang bidan harus selalu bekerja berdasarkan standar profesi bidan dan menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya sebagai bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani.2007.konsep kebidanan.Jakarta: EGC.
Pendidikan berkelanjutan memiliki tujuan yang komplet, salah satu demi pemenuhan standar profesi bidan. Dengan adanya pendidikan berkelanjutan seorang bidan akan lebih mengetahui perannya dalam pencapaian standar profesi bidan agar seorang bidan bekerja sesuai dengan apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu pendidikan berkelanjutan juga akan meningkatkan produktifitas kerja
dan peningkatan kualitas pelayanan kepada klien. Pelayanan kesehatan yang berkualitas tersebut akan menarik konsumen untuk memperoleh pelayanan terbaik dari seorang bidan yang professional dan memiliki sikap yang baik (soft skill). Hal ini akan meningkatkan kepuasan kosumen dan seorang bidan akan memperoleh imbalan sesuai dengan pelayanan kesehatan yang telah di berikannya.
Pendidikan berkelanjutan kepada bidan akan meningkatkan intelektual dan konseptual bidan, sehingga seorang bidan dapat memberi dan menangani klien dengan tepat dan tanggap karena telah terasahnya kemampuan seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pendidikan berkelanjutan juga memberi peluang untuk meningkatkan karier seorang bidan. Karena, seorang bidan memberikan pelayanan yang berkualitas, ferfome yang baik, dan prestasi kerja yang sempurna akan memperoleh penghargaan sebagai wujud pemberian pelayanan kesehatan yang baik kepada klien.
Seorang bidan memiliki keterampilan kepemimpinan ( leadership skill ) yang sudah dibekali pada saat pendidikan sehingga mampu berhubungan baik dengan orang lain ( human relation ) dan bekerja sama dengan rekan-rekan sejawat guna memberikan pelayanan yang berkualitas bagi klien.
B. TINGKATAN PENDIDIKAN
Pada awal nya pendidikan bagi bidan hanya sebatas DI, seiring dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan akan kesehatan ibu dan bayi serta meninggkat nya angka kematian ibu dan bayi, maka IBI membuat program Diploma III dan Diploma IV kebidanan demi tercapai nya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional.
Pemerintah berupaya menyediakan dana bagi bidan di sector pemerintahan untuk melakukan program pendidikan tersebut.
IBI mendorong untuk meningkatkan pendidikan melalui kerja sama dengan Universitas dalam negeri. Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan di rumuskan dan di kembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan berkelanjutan bagi bidan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bagi Ibu hamil dan bayi nya. Seorang bidan apabila telah melaksanakan pendidikan berkelanjutan,Ia harus mampu bekerja sesuai dengan standar professional bidan dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas demi tercapainya penurunan angka kematian Ibu dan bayi.
Sumber daya yang di miliki oleh seorang bidan harus di ikuti dengan perkembengan teknologi agar terciptanya pelayanan kesehatan yang memiliki ilmu pengetahuan yang berkembang pada zaman sekarang ini.
Lulusan pendidikan tingkat Diploma I saat sekarang ini di anggap tidak mampu memenuhi pelayanan praktek kebidanan dan tidak boleh melakukan praktek mandiri.
Lulusan pendidikan tingkat Diploma III menerapkan ilmu pengetahuan kebidanannya dalam bentuk memberikan pelayanan kebidanan terorganisir dan praktek mandiri.
Lulusan tingkat Diploma IV menerapkan ilmu pengetahuan klinik kebidananya dan penunjang yang sifat nya khusus memberikan layanan langsung pada pasien maupun memberikan pendidikan kepada tingkat pendidikan bawah.
Lulusan program akademik profesional tingkat Sarjana memberikan pelayanan langsung,baik pada tatanan institusi maupun tatanan layanan masyarakat. Lulusan program Sarjana ini dapat berperan sebagai pemberi layanan di kebidanan,pengelola layanan kebidanan atau kesehatan,peneliti,pendidik,maupun menyelenggarakan praktek sendiri.
Lulusan kebidanan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan kebijakan di bidang kesehatan dan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas terhadap masyarakat terutama pada Ibu dan bayi.
C. PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DEMI PEMENUHAN STANDAR
Pendidikan berkelanjutan bagi bidan berguna dalam pemenuhan standar kemampuan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Salah satunya contoh nya adalah pemeriksaan antenatal.
Seorang bidan melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil yang meliputi pemeriksaan pada ibu dan janin dengan seksama apakah janin berkembang secara normal atau adanya kelainan yang mungkin menyebabkan ibu tidak mampu bersalin secara normal.
Seorang bidan harus melakukan deteksi dini dan melaksanakan manajemen yang berkaitan dengan kondisi klien.
Dalam hal ini seorang bidan harus mendeteksi secara dini penyebab yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Seorang bidan harus cepat dan tepat menanggapi kemunkinan yang akan berakibat buruk pada ibu dan janin nya.
Maka dalam hal ini pendidikan berkelanjutan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan pelayanan kesehatan yang di berikan seorang bidan kepada kliennya. Tujuan nya adalah pencapaian kesejahteraan klien dan mengurangi angka kematian pada Ibu dan bayi serta mendeteksi secara dini penyebab meningkatnya angka kematian tersebut. Di sini di tuntut profesionalitas dalam kerja, rasa tanggung jawab yang penuh dan bekerja sesuai dengan standar profesi bidan.
Pendidikan berkelanjutan di laksanakan demi tercapainya pemenuhan standar profesi kebidanan. Karena seorang bidan pada masa sekarang ini di tuntut untuk bisa dan mampu memenuhi kebutuhan kliennya, dalam hal ini di tuntut untuk mampu bekerja secara professional dengan tujuan agar tidak terjadinya kesalahan dalam kerja. Seorang bidan harus mampu untuk mengurangi angka kematian Ibu dan bayi yang sangat merebak di masa sekarang ini dan disinilah pentingnya peran pendidikan berkelanjutan bagi bidan.
D. IPTEK DAN KEBIDANAN
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka seorang bidan harus mampu mengikutinya, agar ilmu kebidanannya berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Dalam hal ini untuk mencapai dan menyesuaikan perkembangan teknologi di zaman globalisasi ini maka seorang bidan harus melanjutkan pendidikan nya pada tingkat yang lebih tinggi agar terpenuhinya kebutuhan klien terhadap perkembangan kesehatan di bidang teknologi.
1. KESIMPULAN
Pendidikan berkelanjutan sangat berpengaruh besar terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan seorang bidan kepada kliennya. Jika seorang bidan telah manempuh jalur pendidikan berkelanjutan maka seorang bidan tersebut akan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bekerja secara professional, sehingga tercapai nya kepuasan pelayanan dari konsumen.
Dalam hal ini juga harus ada kerja sama yang saling membantu pencapaian professionalitas dalam kerja demi tercapainya penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pendidikan berkelanjutan memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu kebidanan demi terpenuhinya kebutuhan klien. Sebagai mana yang kita ketahui di zaman sekarang ini klien memiliki kebutuhan yang begitu komplet sehingga seorang bidan harus mampu memenuhinya demi tercapainya kesejahteraan kliennya.
2. SARAN
Seorang bidan harus bisa melaksanakan pendidikan berkelanjutan demi tercapainya pelayanan yang berkualitas kepada klien untuk mencapai kepuasan konsumen serta mengurangi angka kematian Ibu dan bayi. Seorang bidan harus selalu bekerja berdasarkan standar profesi bidan dan menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya sebagai bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani.2007.konsep kebidanan.Jakarta: EGC.
Selasa, 29 Maret 2011
fraktur humerus pada neonatus
Fraktur Humerus pada neonatus
a. Pengertian fraktur
( Mansjoer, Arif, 2000) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
( Linda Juall C 1999) Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Fraktur Humerus menurut (Mansjoer, Arif, 2000) yaitu diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus. Sedangkan menurut ( Sjamsuhidayat 2004 ) Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.
Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total.
b. Klasifikasi dari Fraktur Humerus
Fraktur atau patah tulang humerus terbagi atas :
a. Fraktur Suprakondilar humerus, ini terbagi atas:
• Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus distal melalui benturan pada siku dan lengan bawah pada posisi supinasidan lengan siku dalam posisi ekstensi dengan tangan terfikasi
• Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak tangan dengan tangan dan lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi.
b. Fraktur interkondiler humerus
Fraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler lateralis dan fraktur kondiler medialis humerus
c. Fraktur batang humerus
Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan fraktur spiral (fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi)
d. Fraktur kolum humerus
Fraktur ini dapat terjadi pada kolum antomikum (terletak di bawah kaput humeri) dan kolum sirurgikum (terletak di bawah tuberkulum).
c. Etiologi
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999 terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan kelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).
d. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito, Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (Black, J.M, et al, 1993)
e. Gejala
• Berkurangnya gerakan tangan yang sakit
• Refleks moro asimetris
• Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit
• Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif
Letak fraktur umumnya di daerah diafisi. Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.
f. Gejala Klinis
• Diketahui beberapa hari kemudian dengan ditemukan adanya gerakan kaki yang berkurang dan asimetris.
• Adanya gerakan asimetris serta ditemukannya deformitas dan krepitasi pada tulang femur.
• Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.
g. Penanganan
• Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan siku fleksi 90 derajat selama 10 sampai 14 hari serta control nyeri.
• Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya akan baik.
• Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal
KASUS BBL TENTANG FRAKTUR HUMERUS
Ibu lia datang ke BPS Nanda Yarfau Amd.Keb pada hari senin 12 february 2011 pada jam 15.30 ibu lia mengatakan ia baru saja melahirkan bayinya 2 hari yang lalu, ia mengeluh bahwasannya anaknya menangis terus menerus seperti sedang kesakitan,dan Ibu mengatakan tangan sebelah kanan anaknya sedikit agak terkulai, ibu mengatakan sangat sedih melihat anaknya seperti ini. Setelah dilakukan pengkajian oleh bidan, tak ada gerakan pada tangan yang sakit,reflek moro asimetris, Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit. Bidan melihat adanya tangisan bayi pada gerakan pasif. Ku bayi kurang baik.
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR NORMAL
I. PENGUMPULAN DATA
A. BIODATA
Nama bayi : By. Ny. E
Umur bayi : 3 hari
Tgl/jam lahir : 09 februari 2011 jam 09.10 wib
Jenis kelamin : laki- laki
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 50 cm
Identitas / Biodata Orang Tua
Nama Ibu : Ny. E
Umur : 26 th
Suku/ Bangsa : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekejaan : IRT
Alamat Rumah : balai selasa
Nama Ayah : Tn. B
Umur : 27 th
Suku/ bangsa : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : balai selasa
B. DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal :
1. Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Pre eklampsia : Tidak ada
Eklampsia : Tidak ada
Penyakit lain : Tidak ada
2. Kebiasaan waktu hamil
Makanan : Tidak ada
Obat-obatan/jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Minum alkohol : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Di tolong oleh : Bidan
Lama persalinan
Kala I : 3 jam
Kala II : 15 menit
Ketuban
• Lamanya : 3 jam
• Warnanya : Jernih
• Bau : Amis
• Jumlah : 130 cc
Komplikasi persalinan :
• Ibu : Tidak ada
• Bayi : Tidak ada
Stempel Kaki Bayi dan Sidik Jempol Ibu
Kiri Kanan
Resusitasi :
Pengisapan lendir : Ya
Ambu : Ya
Massage jantung : Tidak dilakukan
Intubasi endotrokhial : Tidak dilakukan
Oksigen : Tidak dilakukan
Therapi : Tidak dilakukan
C. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : kurang baik
Suhu : 38°c
Pernafasan : 36 x/i
Berat badan sekarang : 3500 gram
1. Pemeriksaan fisik secara sistematis
Kepala
• Ubun-ubun : Datar
• Muka : Kemerahan
• Mata : Simetris ki dan ka
• Telinga : Daun telinga ada, lubang telinga ada
• Mulut : Labio plato skizis (-)
• Hidung : Lubang hidung (+)
Leher : Tdk ada pembesaran kel. Tiroid
Dada : Simetris ki dan ka
Tali pusat : Tdk ada perdarahan dan tanda infeksi
Punggung : Spinabifida (-)
Ekstremitas : gerakan ekstremitas atas (-)
Genitalia : testis turun ke scrotum
Anus : (+)
2. Reflek
Reflek morro : (-)
Reflek rooting : (+)
Reflek walking : (+)
Reflek graph : (-)
Reflek suking : (+)
Reflek tonic neck : (-)
3. Antropometri
Lingkar kepala : Tidak dilakukan
Lingkar dada : Tidak dilakukan
Lingkar lengan atas : Tidak dilakukan
4. Eliminasi
Miksi : Ada, warna kuning jernih
Meconium : Ada, warna hijau kehitaman
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta : EGC.
Manuaba.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Henderson, Christine, dkk. 2006.Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Asuhan Maternal dan Neonatal .Jakarta : YBP-SP
Saifuddin, Abdul Bari.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro,Hanifa. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatus. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wiknjosastro,Hanifa.2005. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Langganan:
Postingan (Atom)